Festival Jajanan Bango 2019 Digelar Mulai 16-17 Maret di GBK

Jum'at, 22 Februari 2019 - 11:30 WIB
Festival Jajanan Bango 2019 Digelar Mulai 16-17 Maret di GBK
Festival Jajanan Bango 2019 Digelar Mulai 16-17 Maret di GBK
A A A
JAKARTA - Kecap Bango kembali menghadirkan perhelatan kuliner akbar tahunan yang selalu dinanti oleh para pecinta kuliner, Festival Jajanan Bango (FJB) 2019 hadir mulai 16—17 Maret 2019 bertempat di area parkir Squash, Gelora Bung Karno, Jakarta. Tahun ini, FJB 2019 akan mengangkat tema khusus, yaitu Kelezatan Asli, Lintas Generasi dengan tujuan mendorong regenerasi pelestarian kuliner Indonesia, khususnya melalui peranan penjaja kuliner sebagai penjaga keautentikan kuliner Indonesia yang sejati.

“Sejalan dengan misi sosial untuk terus mengangkat dan mempopulerkan kelezatan kuliner asli Indonesia, Bango berkomitmen untuk mendukung semangat para penjaja kuliner dalam memulai ataupun meneruskan bisnis kuliner Indonesia agar regenerasi pelestariannya dapat terus berlanjut. Hal ini salah satunya kami lakukan melalui persembahan FJB 2019 sebagai wadah bagi para penjaja kuliner lintas generasi untuk mengenalkan kelezatan asli Indonesia kepada generasi terkini yang tak hentinya mencari kelezatan asli," kata Hernie Raharja selaku Foods Director PT Unilever Indonesia Tbk di kawasan Kemang, Jakarta, Kamis (21/2/2019).

Saat ini, para pecinta kuliner kian percaya bahwa ragam kuliner Indonesia yang dimasak dengan cara autentik pastinya memiliki nilai lebih dari segi rasa. Tak heran, semua kelezatan asli ini terus dicari dan disukai karena cita rasanya yang kaya, unik dan sangat Indonesia. Di antara serbuan kuliner asing atau yang serba instan ternyata para pecinta kuliner, terutama generasi muda, masih mencari sesuatu yang autentik karena memahami bahwa cita rasa tinggi dari sebuah masakan memerlukan usaha yang lebih.

“Sayangnya, di tengah antusiasme ini, kini semakin banyak kekayaan kuliner asli Indonesia yang mulai langka, dan bahkan hampir punah. Jika keaslian rasa dan resepnya tidak terjaga, dan tidak ada orang atau penjaja kuliner yang terus membuatnya, regenerasi pelestarian kuliner Indonesia tentunya jadi mustahil dilakukan," papar Hernie.

Kekhawatiran ini juga dirasakan oleh Chef Ragil Imam Wibowo, seorang pengamat kuliner dan foodpreneur yang banyak memfokuskan diri pada keragaman kuliner asli Indonesia. “Saya sangat percaya akan nilai lebih dari sebuah autentisitas. Oleh karena itu, saya selalu mencari inspirasi dalam menyiapkan menu di restoran saya dengan berkunjung langsung ke daerah asalnya," ujar Chef Ragil Imam.

“Dari berbagai kunjungan yang saya lakukan, ternyata saya menemukan banyak hidangan yang saat ini sudah sangat langka, dan hanya dilestarikan oleh satu keluarga tertentu. Padahal, hidangan itu tadinya merupakan salah satu hidangan khas yang dibanggakan di daerah tersebut. Hal ini umumnya disebabkan oleh kelangkaan bahan-bahan, autentisitas cara pembuatannya yang mulai pudar, hingga surutnya jumlah penjaja kuliner yang menghidangkan aneka hidangan autentik. Oleh karena itu, eksistensi penjaja kuliner Indonesia dari generasi ke generasi menjadi hal yang penting agar kelezatan asli Indonesia tidak hilang ditelan waktu,” imbuh Chef Ragil.

Di tengah lebih dari 80 penjaja kuliner yang akan hadir, Bango mendedikasikan sebuah area khusus bagi 10 penjaja kuliner lintas generasi yang memiliki dedikasi tinggi dalam mempersembahkan aneka kelezatan hidangan mereka dari generasi ke generasi. Diharapkan dengan demikian usaha mereka akan lebih dikenal dan diapresiasi oleh puluhan ribu pecinta kuliner yang setiap tahunnya selalu memadati FJB.

Salah satu penjaja kuliner lintas generasi yang akan dihadirkan adalah Eko Setiyabudi sebagai generasi kedua yang meneruskan usaha Warung Sate dan Tongseng Pak H. Budi. Sejak ayahnya, almarhum Senen Riyanto memulai usaha ini tahun 1985, Eko sudah menyaksikan sendiri perjuangan sang ayah memulai usaha dari nol, dan telah menjadi bagian dari perjuangan tersebut.

"Meskipun saya sebenarnya bekerja di sebuah perusahaan swasta, saya masih memiliki tekad untuk meneruskan usaha ini karena teringat akan pesan bapak untuk tidak berhenti memberikan yang terbaik agar kelezatan asli dapat terus dinikmati oleh pelanggan warung kami hingga nanti," papar Eko.

Pak Senen mewariskan semua rahasia kelezatan hidangan di warungnya ke tangan Eko, dan semua warisan itu tetap Eko jalankan sampai sekarang. "Untuk menjaga kualitas, dari dulu bapak mengajarkan saya untuk meracik bumbu sendiri. Misalnya penggunaan kecap berkualitas terbaik disertai perpaduan 22 jenis rempah-rempah Indonesia yang menjadi satu bumbu untuk menguatkan rasa tongseng. Sedangkan untuk mengolahnya, sesuai pesan bapak, saya masih menggunakan bara api dan wajan dari baja agar kematangan kuah gulai tongseng akan semakin sempurna," kata dia.

"Semangat seperti yang dimiliki Pak Eko inilah yang ingin kami angkat di FJB 2019, sehingga dapat menginspirasi para penjaja kuliner lainnya maupun para pecinta kuliner untuk terus menjaga dan melestarikan kelezatan kuliner autentik Indonesia dari generasi ke generasi," tutur Hernie.

FJB 2019 memberikan kemudahan bagi para pengunjung agar dapat langsung masuk tanpa harus antri melalui pendaftaran online di website www.bango.co.id. Para pengunjung yang telah mendaftar akan mendapatkan QR code melalui e-mail yang nantinya dapat digunakan untuk memasuki area FJB 2019.
(alv)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5078 seconds (0.1#10.140)